Penulis: Apriliana Soekir | Genre: Fiksi
Jakarta, Jobuzo – Sebuah novel fiksi berjudul Gadis Berkabung Senyap karya Apriliana Soekir hadir menampar kesadaran kita akan realitas getir yang sering kali diselimuti diam dan stigma. Melalui narasi yang penuh misteri, spiritualitas, dan refleksi jiwa, novel ini menjadi medium perlawanan terhadap ketimpangan yang menimpa perempuan baik secara sosial, budaya, maupun spiritual.
Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis yang kehilangan arah hidupnya setelah kematian sang Ayah dikabarkan oleh tujuh penari dan seorang nenek dalam mimpi-mimpinya. Sejak saat itu, ia terjerembab dalam pusaran trauma, pelecehan, dan keterasingan. Namun perjalanan hidupnya berubah drastis setelah bertemu seorang pria yang membimbingnya melewati titik-titik kelam menuju kesadaran diri yang baru yang tak hanya membawa harapan, tetapi juga membuka tabir kelam kutukan dan tragedi masa lalu.
Kisah ini tak hanya fiksi biasa. Penulis mengungkap bahwa cerita dalam Gadis Berkabung Senyap merupakan adaptasi dari pengalaman pribadi sang penulis dan rekannya, yang dalam novel disamarkan dengan nama “Meta”. Pengalaman yang pahit namun jujur sebuah keberanian untuk membuka luka yang selama ini dianggap tabu: pelecehan seksual di lingkungan pesantren, tekanan spiritual dan sosial, serta kehampaan batin yang jarang disuarakan para korban.
“Saya menulis ini dengan luka yang belum kering. Tapi saya percaya, suara yang disuarakan dalam senyap bisa jadi cahaya bagi yang lain,” ungkap Apriliana dalam keterangannya.
Tak hanya menyentuh sisi psikologis, novel ini juga sarat akan nuansa mitologi dan budaya lokal. Dari mimpi-mimpi penuh makna, pendakian gunung berhantu, hingga kisah perempuan yang kehilangan bayi karena memakan ikan gabus semuanya dirangkai dalam benang merah mitos-mitos yang masih hidup di masyarakat.
Gadis Berkabung Senyap menjadi refleksi sosial mendalam. Tentang bagaimana perempuan, khususnya para santri, kerap terjebak dalam sistem yang tak berpihak, dikepung oleh nilai-nilai yang membungkam mereka. Novel ini bukan sekadar kisah pribadi, tetapi cermin besar dari realita yang selama ini diabaikan banyak pihak.
Dengan gaya naratif yang puitis dan emosional, Apriliana Soekir menyampaikan pesan kuat: bahwa luka bisa menjadi jalan menuju penyembuhan, dan suara senyap para korban layak untuk didengar, dihargai, dan diperjuangkan.
About: Apriliana Soekir
Apriliana Soekir lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 29 April 1999. Saat ini, ia masih berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Kehidupan, Jurusan Kemanusiaan.
Setelah menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Kenapa Harus Perempuan, karyanya yang kedua adalah *Gadis Berkabung Senyap. Beberapa puisinya telah dimuat di media cetak, antara lain:
Pelukan Sunyi dan Bergulat dengan Rindu dalam harian Fajar Makassar
Sederhana, Kepada Ruang Singgah, dan Teropong Waktu dalam harian Suara Merdeka
Sementara cerpen berjudul Lajang yang Jalang dimuat dalam harian Radar Kediri. Selain itu, cerita pendek, kutipan, dan karya tulis lainnya tersebar di berbagai media massa nasional.
Karya-karyanya juga dapat dijumpai melalui Instagram: @AprilianaSoekir atau melalui e-mail: [[email protected]]
Gadis Berkabung Senyap: Novel Fiksi yang Membongkar Luka Sosial dan Spiritualitas Perempuan