Jobuzo – Game-game populer seperti GTA, Minecraft, Call of Duty, The Sims hingga Roblox menjadi ‘teman’ para generasi Z dalam menghabiskan aktivitas online mereka. Di tengah keseruan game-game ini, ada bahaya yang terus mengintai perangkat mereka.
Tak main-main, serangan siber menggunakan modus game-game populer ini mencapai 19 juta kali, terhitung dari 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025 kemarin.
Hacker yang hobi mengikuti hal yang populer banyak memanfaatkan antusiasme para gamer. Pernahkah kalian membeli item-item favorit yang lebih murah di pihak ketiga? Pernahkah kalian tergoda untuk memasang aplikasi game yang sudah ‘diatur’ menjadi gratis? Pernahkah kalian ingin ikut dalam giveaway game gratis?
Baca Juga :
Hmm… tawaran-tawaran menarik ini menjadi celah buat para hacker untuk beraksi. Meski sudah diingatkan berkali-kali, sayangnya hal ini terus terjadi. Kenapa? Karena tidak semua gamer memahami bahaya ini, apalagi kalangan anak muda. Plus, karena hacker kini semakin pintar.
“Gen Z adalah generasi yang paling aktif secara digital, meninggalkan jejak data, klik, dan rasa ingin tahu yang kaya. Hal ini menjadikan mereka target utama — bukan karena mereka ceroboh, tetapi karena mereka terus-menerus online, menjelajah, mengunduh, dan berbagi,” kata Vasily Kolesnikov, pakar keamanan Kaspersky.
Dari 19 juta serangan siber yang diluncurkan, kira-kira 400 ribu gamer di seluruh dunia menjadi korban.
Game Grand Theft Auto (GTA) menjadi yang paling banyak digunakan untuk menipu orang-orang, disusul oleh Minecraft, Call of Duty, The Sims, Roblox hingga Red Dead Redemption.
Kaspersky mendeteksi 4.4 juta upaya serangan bermodus GTA, hal ini didorong oleh perilisan GTA VI pada tahun 2026 nanti. Para penjahat dunia maya memanfaatkan antusiasme tersebut dengan mendistribusikan installer palsu, penawaran akses awal atau undangan beta di platform media sosial atau ke email pengguna.
Begitupun dengan game-game lainnya seperti Minecraft hingga The Sims, dimana hacker menyusupkan malware berbahaya melalui aplikasi versi MOD/crack, penawaran di luar aplikasi hingga penawaran akses beta.
Baca Juga :

Hacker ini mengincar perangkat pengguna agar bisa terinfeksi malware lalu mengambil kendali sehingga pada akhirnya bisa mencuri kata sandi, memantau aktivitas, memberikan akses jarak jauh kepada penyerang, hingga menyebarkan ransomware.
“Sasaran serangan ini bervariasi, dan satu motif umum adalah mencuri akun game, yang kemudian dijual di dark web atau forum tertutup,” tambahnya.
Tak hanya dark web, akun-akun curian ini juga akan dijual di Telegram, sehingga memudahkan calon pembeli dalam memilih dan mengakses akun curian tersebut.
Oleh karena itu, para gamer muda harus menghindari penggunaan permainan mod atau item dari sumber tak resmi. Jangan tergoda penawaran atau giveaway item secara gratis dan gunakan sandi yang kuat.
Gara-gara Aplikasi ‘Mod’, 400 Ribu Gamer GTA Hingga Roblox Jadi Korban