Jobuzo – Imbas perang antara Iran dan Israel semakin melebar, dari perang saling serang wilayah darat dan udara sampai perang siber.
Sebagai informasi saja, Iran sampai-sampai harus membatasi internet mereka demi ‘melindungi’ rakyatnya dari serangan siber luar. Begitupun hacker Israel yang masih getol menyasar situs-situs penting Iran.
Gak cuma mematikan internet saja nih, Iran juga mengambil keputusan berani untuk melarang masyarakatnya menggunakan aplikasi WhatsApp. (Gak heran sih, WhatsApp punya track record yang cukup ‘unik’ kalau menyangkut Israel).
Perintah penghapusan WhatsApp ini pertama kali dikeluarkan pada Selasa lalu, (17/06) dalam saluran televisi milik pemerintah Iran.
Baca Juga :
Pelarangan ini dilakukan karena munculnya kekhawatiran kalau platform perpesanan tersebut mengumpulkan informasi pengguna untuk dibagikan kepada Israel. Warga juga dianjurkan untuk tidak menggunakan “aplikasi berbasis lokasi” lainnya demi menghindari hal serupa.
Sayangnya, belum ada bukti yang ditunjukkan untuk mendukung klaim tersebut,
Menanggapi pelarangan dan tuduhan dari Iran, WhatsApp mengatakan bahwa mereka takut kalau laporan palsu ini akan menjadi alasan layanannya untuk diblokir pada saat orang-orang sangat membutuhkannya.
“Kami tidak melacak lokasi Anda secara tepat, kami tidak menyimpan catatan tentang siapa saja yang berkirim pesan dengan Anda dan kami tidak melacak pesan pribadi yang dikirimkan orang satu sama lain. Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” kata WhatsApp dalam keterangannya.
Baca Juga :

WhatsApp sendiri beberapa kali pernah dituduh menunjukkan keberpihakannya pada Israel. Pada April 2024 lalu, muncul sebuah laporan dari engineer teknologi yang juga pendiri inisiatif Tech for Palestine, Paul Biggar kalau WhatsApp jadi alat pembantu untuk menyerang warga Gaza di Palestina.
Dalam penelitiannya tersebut, Paul menyebut kalau sistem AI milik Israel bernama Lavender mengidentifikasi warga Gaza yang menjadi target militer mereka dengan cara melacak kontak WhatsApp mereka.
Sistem AI Lavender sendiri sudah lebih dulu diungkap, dimana Israel menggunakan menggunakan sistem bantuan kecerdasan buatan untuk menyerang warga Gaza. Penggunaan sistem AI ini mendapat kecaman dari banyak pihak karena akurasinya yang terus dipertanyakan, bahkan tak sedikit yang salah sasaran.
Sistem ini disebut menjadi salah satu penyebab tingginya angka korban sipil termasuk perempuan dan anak-anak, dimana pejabat Israel berdalih kalau menargetkan ‘tersangka’ ketika mereka berada di rumah bersama keluarga mereka.
Iran Minta Warganya Hapus WhatsApp, Jadi Sarang ‘Mata-mata’ Israel?